Innaa lillaahi wa Innaa ilaihi Raaji'uun



Sesungguhnya kami milik Allah swt, dan kepada Allah juga kami kembali.

Sebulan pandemi Corona, lima belas Dokter meninggal (Radar ¾-20-). Khususnya kepada para petugas medis mereka yang aktif di pelayanan, juga umumnya masyarakat yang wafat akibat wabah Corona ini kita semua berdoa agar Allah SWT, Tuhan yang Maha Kuasa, menerima segala amal baiknya, mengampuni segala dosa dan khilafnya dan memperoleh tempat terindah di sisiNya.

Orang beriman akan mengembalikan semua urusan hanya kepada Allah SWT. Karna itu kalimat innaalillahi diatas populer disebut kalimat istirjaa ( pengembalian ). Sayangnya, sejauh ini penggunaan kalimat ini dimutlakkan saat seseorang meninggal dunia, atau jika seseorang tengah dirundung nasib malang. Padahal makna dan konten filosofi dari kalimat ini adalah persoalan yang sangat mendasar dari teologi Islam.

Dalam Al Quran kata Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un terdapat dalam QS. Al Baqoroh : 155 – 156

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوفْ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الأَمَوَالِ وَالأنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ ﴿١٥٥﴾ الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُواْ إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعونَ ﴿١٥٦

Artinya : “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun". (QS. Al Baqoroh : 155 – 156)

Ayat ini menjelaskan bahwa manusia akan menerima cobaan berupa hal-hal yang mungkin tidak menyenangkan : berupa. ketakutan, kelaparan, kekurangan harta. Kepergian seseorang yang dicintai dan lain lain.

Alih alih berpikiran negatif (su'udjhan ) kepada Tuhan, orang yang beriman sangat meyakini bahwa Tuhan Allah adalah sumber kebaikan. Ada hikmah dibalik musibah untuk lebih mendewasakan jalan Taqarrub sang Hamba kepada Khaliqnya. Mendorong manusia melihat keagungan dan kebesaran Allah, dari waktu ke waktu pikiran dan perasaannya awas dan teliti mencari hikmah di balik realitas.
Saat menerima hal yang tidak mengenakan (musibah) ia bersabar seraya spontan dari energi Imannya itu terucap : Innaa lillaahi wainna ilaahi raajiuun.

Sesungguhnya kata musibah merujuk pada ayat yang lain, tidak melulu tertuju pada sesuatu yang menderitakan. Pada quran surat QS. Al-Anbiyaa’ [21]: 35 Allah menyebut musibah dengan kata syar dan khair. Berarti bukan hanya keburukan, kebaikan tahta dan uang bisa tergolong cobaan.

… وَنَبۡلُوكُم بِٱلشَّرِّ وَٱلۡخَيۡرِ فِتۡنَةً۬‌ۖ وَإِلَيۡنَا تُرۡجَعُونَ (٣٥)
Artinya: “Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) dan hanya kepada Kami-lah kalian dikembalikan.” (QS. Al-Anbiyaa’ [21]: 35)

Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu mengatakan: “(Kami uji kalian) dengan kesusahan dan kesenangan, dengan sehat dan sakit, dengan kekayaan dan kefakiran, serta dengan yang halal dan yang haram. Semuanya adalah ujian.”

Kalimat istirjaa diawali dari kata : Inna..(tasydid di hurup nun). Ini menunjukkan nun litta’kid. Artinya sesuatu yang serius. Perlu diyakini karena memang pasti, menutup adanya kemungkinan lain, atau sesuatu yang menujukkan hukum yang pasti.

Lebih dahsyat lagi, karena inna (pendek) kemudian menyatu dengan naa, dari kata nahnu. dibaca panjang menjadi:innaa..). mengandung Takziimunnafsi yang berarti menunjuk pada Keagungan zat Tuhan. Identik dengan sesuatu yang teramat dahsyat. Menunjukkan kejadian yng tidak biasa, atau sesuatu yang tidak mudah mencari solusinya. .

Istirja' hakikatnya adalah ucapan terhadap segala musibah yang menimpa seseorang. Yang rendah sederhana maupun musibah yang sulit solusinya termasuk didalamnya musibah kematian. ”Hendaklah kalian mengucapkan istirja’ terhadap segala sesuatu bahkan terhadap tali sandal yang putus karena ini termasuk juga musibah.” (HR. al Bazzar)

Para tenaga medis dan ahli obat-obatan di seluruh dunia belakangan ini sedang berjuang keras menemukan solusi, pencegahan, dan penghentian mewabahnya virus Corona. Bukan hanya Indonesia yang sampai sekarang masih terus mencari strategi. Beberapa kota di negara besar lainnya di dunia mengalami nasib serupa. Ramai nya kota besar seperti :- Las Vegas di Amerika- Beijing di China- London Inggris- dan kota besar lainnya saat ini semua Lockdown. Semua takut, semua diam, semua tidak bisa berbuat apa apa.! Sejumlah negara mulai menutup perbatasannya. Tempat-tempat yang biasanya ramai, kini menjelma menjadi kota hantu karena berbagai kebijakan karantina wilayah hingga penutupan sekolah dan pembatasan kegiatan yang mengumpulkan banyak orang.
Situasi ini merupakan respons terhadap wabah yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pertanyaan awamnya, kapankah semua ini berakhir dan kehidupan kembali normal?

Kata istirjaa, semestinya menjadi pengikat manusia kepada sang khaliq yang diyakini sebagai sumber penyelesai masalah. Pointnya, kenapa kita separu hati menggantungkan sepenuhnya pada kuasa Tuhan. Keimanan bukan teoritis tapi praktik sikap mental dan prilaku seseorang atas responnya dengan berbagai persoalan yang ia terima. Maka jangan lupa bahwa era pandemi Covid-19 ini, adalah juga era ujian terbesar keimanan umat manusia.

Memahami Istirjaa yang adalah sebuah ucapan kematian sekaligus juga energi yang menggerakkan bagi roda kehidupan baru. Maka pada sisi waktu ditengah alam yang berpenyakit seperti sekarang ini, saya mengajak perkenan para sahabat untuk mengamalkan istirjaa disambung dengan hawqalah yakni: Innaa lillaahi wainna ilaahi Raajiuun-lahawlaa wala quwwata illa billahil aliyyil adziim. Membacanya dan mengulanginya sehabis shalat maghrib atau seusai shalat shubuh. Sebanyak-banyaknya!.

Jalan Istirjaa adalah jalan kepasrahan diri kepada Allah, pintu awal taqarrub sang hamba kepada Tuhannya. Oleh karena itu keyakinan istirjaa dan hawqalah sebagai instrumen taqarrub seolah “memberi alasan” bagi Tuhan untuk mengambil alih segala persoalan yang membelit kehidupan mahluknya. Maka yang berat dan menakutkan akan menjadi sederhana dan biasa.

Jadi kapan pandemi Corona berakhir ? Sampai semua umat manusia beristirjaa: innaalillaahi wainnaa ilaihi raajiuun. Maksudnya bukan harus mengalami kematian dahulu, tetapi dalam perjalanannya kemudian sejauh mana manusia berusaha jujur mengidentifikasi diri nya ditengah harmonisasi alam raya , berupaya mewujudkan rahman rahiim sebagai penabur kasih sayang bagi sesama. Jauh dari serakah dendam dan benci. Menyerahkan semua urusan dan persoalan hanya kepada gusti Allah SWT, Tuhan yang Maha Suci .

Sahabat.."Surat Terbuka dari Corona". catatan Prof. Dr. Komaruddin Hidayat saya kutip disini untuk turut serta mengingatkan semua kita.

“Jika hari-hari ini kamu bingung, takut, heboh, kalang kabut karena kami, tidakkah kamu menyadari bahwa ini semua hanyalah semata akibat
dari kecongkaan dan kebodohanmu dalam menjalani hidup di muka bumi ini? Sebagaimana kami komunitas corona, kamu manusia juga sebagai tamu
di muka bumi ini. Sifat dan ukuran fisik kami memang berbeda, itu semua kuasa Tuhan.

Meski ukuran kami super kecil yang tidak berpendidikan seperti kamu, pada kesempatan ini ingin menyampaikan nasehat dan peringatan.
Dengarkan dan renungkan nasehat kami. Hendaknya kalian manusia berperilaku yang santun, tahu diri, sebagai tamu jangan merusak rumah yang
kamu kunjungi. Silakan manusia berkreasi dengan kekuatan head dan hand, tapi dengarkankah heart yang ada dalam sanubarimu.

Yaitu suara hati lokus cahaya ilahi yang akan memberi jalan terang kehidupan dan sumber cinta kasih pada sesamanya, termasuk hewan dan
tumbuh-tumbuhan sesama penghuni yang sah di bumi Tuhan ini. Berhentilah kalian adu kekuatan dan kesombongan.

Kami ingatkan, kekuatan kami komunitas corona ini belum keluar dan merebak semuanya untuk menyampaikan pelajaran padamu dengan cara dan
bahasa kami. Oleh karena itu, berhentilah dari sikap rakus, merasa perkasa dan semena-mena di planet bumi yang kecil ini di tengah semesta
yang tak bertepi. Marilah kita hidup bersahabat saja. Kalau kalian mau hidup rukun, sederhana, bumi tak akan kekurangan untuk memenuhi
kebutuhanmu. Bumi ini sangat menyayangi, mencintai dan melayani manusia.

Janganlan menjadi tamu dan anak yang durhaka, yang ujungnya hanya akan mencelakakan diri kalian semua. Kalau mau bertobat pada Tuhanmu dan
saling menyayangi serta menolong sesamanya, tak lama lagi kami akan kembali ke habitat kami. Tetapi jika masih mengingkari kuasa Tuhan dan
saling bertengkar dan bermusuhan, mungkin kami masih betah di sini untuk menonton kebodohanmu".

Sahabat.. mari kita beristrjaa, mengamalkan membaca ini sebanyak banyaknya disambung dengan lahawlaa walaaquwwata (hawqalah) seusai shalat subuh dan shalat maghrib
. Itulah kalimat pamungkas yang menjadi energi bagi menjauhnya semua hal-hal buruk dari mahluk Allah. Karena Allah akan segera mengembalikkan ke tempatnya semula. Allah akan memperjalankan semua mahluk di koridornya masing-masing. Dengan Kuasa Allah, dari Allah dan akan kembali kepada Allah SWT. Semoga pandemi Corona akan segera berakhir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ASKETISME saat Stay at Home

Sudah hampir satu bulan pemerintah Indonesia menghimbau sosial distancing dan swakarantina di rumah. Bosan karena terperangkap di rumah ...