Jiwa Bahagia

Orang yang beriman adalah orang yang berjiwa Rasululllah. Bagaimana jiwa Rasulullah ? Rasulullah menyandang jiwa yang suci (A-nafs al-muzkiyah). Yaitu jiwa yang selalu menjaga kebersihan diri. Membersihkan diri dari hawa nafsu, godaan syaitan dan arogansi diri. Sehingga penyandang jiwa ini akan terhindar dari semua perbuatan Perbuatan yang merugika diri sendiri dan mencelakakan orang lain. Allah berfirman: “Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwanya, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya” [QS Asy Syams (91):9-10].

Rasulullah SAW bersabda: ''Tidak ada salahnya seseorang memiliki kekayaan asalkan dia tetap bertakwa. Akan tetapi, bagi orang yang bertakwa, kesehatan lebih baik daripada kekayaan. Selain itu, hati yang bahagia (thibin nafs) adalah bagian dari (kenikmatan) surga).'' Hadis riwayat Ibnu Maajah.

Di dalam hadis-hadisnya, Rasulullah menjelaskan kesehatan dan kestabilan jiwa (mental) seseorang memiliki beberapa indikasi antara lain adanya rasa aman. Ini disebutkan dalam sabdanya: ''Siapa yang menyongsong pagi hari dengan perasaan aman terhadap lingkungan sekitar, kondisi tubuh yang sehat, serta adanya persediaan makanan untuk hari itu, maka seakan-akan dia telah memperoleh seluruh kenikmatan dunia.'' (HR Tirmidzi).
Jiwa yang stabil juga ditandai dengan sikap tidak meminta-minta kepada orang lain. Rasulullah SAW bersabda: ''Demi jiwaku yang berada dalam genggaman-Nya. Tindakan kalian mengambil seutas tali lalu mencari kayu bakar kemudian memikulnya di atas punggung adalah lebih baik (mulia serta terhormat) ketimbang mendatangi seseorang lalu meminta-minta kepadanya baik ia kemudian diberi sedekah atau tidak. (HR Bukhari).

Jiwa yang suci adalah jiwa yang sudah meninggalkan semua kemungkaran dan mengerjakan sebanyak-banyak kebajikan dengan keikhlasan. Karena itu mensucikan jiwa karena Allah adalah langkah cerdas jiwa untuk mencapai kualitas taqwa kepada Allah

Allahu a’lamu bishshawab.
Dari berbagai sumber
https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ASKETISME saat Stay at Home

Sudah hampir satu bulan pemerintah Indonesia menghimbau sosial distancing dan swakarantina di rumah. Bosan karena terperangkap di rumah ...